Wednesday, February 5, 2014

Web blog bukan hanya Blogger lhooo

Halo!
Artikel ini ditujukan pada kamu-kamu yang masih bingung mengenai fungsi blog.
Pertama, blog, atau jurnal harian on-line, adalah tempat dimana kamu bisa menulis berbagai macam hal yang kamu mau. Seperti menjadi diary, tempat dimana kamu menulis pendapat kamu mengenai dunia sekitar, sampai menjadi tempat untuk menghujat orang.
Tapi saya harap, yang membaca entry ini sekarang tidak berkeinginan untuk melakukan itu, yah!

Berbeda dengan buku harian yang biasa kamu sembunyikan dibalik baju di lemarimu, blog online ini sifatnya umum! Namun, ada cara untuk membuat blog-mu menjadi private. Kebijakan untuk membuat suatu blog menjadi private berbeda-beda dari antara semua web blog yang ada di dunia.

Oh, ya. Karena kamu membaca artikel ini lewat Blogger, tidak berarti hanya blogger yang menyediakan fasilitas jurnal harian. Yang paling terkenal diantara ketiganya adalah Tumblr dan Livejournal.

Ketiga web blog itu memiliki perbedaan, antara lain:
1. Blogger: Di web blog ini, penggunanya dapat membuat akun blog. Lalu blog tersebut dapat diisi tulisan beserta gambar, atau video. Terdapat fasilitas widget yang dapat menambahkan berbagai macam 'aksesoris' untuk mempercantik blog kamu.
2. Tumblr: Web blog yang sedang terkenal dan banyak digandrungi remaja ini memiliki perbedaan fasilitas dari Blogger. Di Tumblr, kamu bisa mem-post tulisan, tulisan gambar, video, link, dan kutipan dari perkataan seseorang. Blogger juga dapat melakukan hal tersebut, namun sifatnya memiliki tampilan yang sama dengan post lainnya. Tumblr memiliki tampilan lebih spesifik mengenai perbedaan jenis post yang diinginkan.
Perbedaan lainnya adalah terdapat pada fasilitas reblog dan adanya dashboard di home Tumblr.
3.Livejournal: Memiliki hampir fasilitas yang sama seperti Blogger. Perbedaannya, Livejournal memiliki community yang memiliki tema tersendiri. Tidak seperti Tumblr dan Blogger, terdapat pilihan bagi para pemakainya untuk memilih akunnya berbayar atau tidak. Bagi para pengguna akun Livejournal yang berbayar, mereka akan mendapat fasilitas lebih banyak daripada pengguna akun yang gratis.

Setelah mengetahui perbedaan dari ketiga web blog diatas, sudahkah kamu membuat keputusan, blog apa yang kamu butuhkan? :D?

Tuesday, November 26, 2013

Metamorfosa, Hiperbola, Personifikasi? Apa maksud dari itu semua?!

Para pembaca, tiga hal yang disebutkan di judul, termasuk dalam Majas.

Majas, atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Jenis-jenis Majas

Majas perbandingan

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
  4. Metafora: Gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
  5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis
  8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang
  9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
  14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

 

Majas sindiran

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya. 


Majas penegasan

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

Introduction

This blog is made to fulfill a task at Edmodo site by Mr. Ihsan.
Hopefully this blog will done its purpose and acquire straight A's!